Laman

Minggu, 15 Januari 2012

TESTIMONI ^^


Pertama-tama saya mengucapkan terimakasih kepada Dosen pengampuh mata kuliah bimbingan dan konseling dan kepada teman-teman yang mengambil mata kuliah ini, buat segala usaha, kerja sama dan dukungan yang diberikan selama ini. Terkhusus buat ibu Dina yang selalu melakukan berbagai cara supaya kami dapat menikmati banyak hal khusus mata kuliah bimbingan dan konseling demi memperoleh banyak manfaat dari mata kuliah bimbingan dan konseling. Maafkan saya bu jika selama proses mengikuti mata kuliah bimbingan dan konseling ada yang tidak berkenan di hati Ibu, dan juga kekurangan-kekurangan yang ada. 
Selama mengikuti mata kuliah bimbingan dan konseling banyak manfaat dan pengalaman-pengalaman baru yang saya peroleh, secara keseluruhan saya menikmati belajar di mata kuliah bimbingan dan konseling. Awalnya memang terlihat sulit dengan sistem penggunaan blog, karena saya tidak begitu paham tetapi saya bersyukur akhirnya saya bisa dan merasakan manfaatnya langsung. Saya juga senang dengan berbagai macam cara belajar yang dilakukan baik dengan presentasi, kunjungan dan observasi sekolah,menghadirkan konselor secara langsung ( kak Ganda), serta komunikasi dengan praktisi psikologi secara online.
Harapannnya semoga ke depannya, dalam mata kuliah bimbingan dan konseling lebih meningkatkan tinjauan langsung ke lapangan. Teori yang didapat di kelas dapat dibandingkan dengan keyataan di lapangan, dengan demikian mahasiswa sebagai calon-calon konselor yang nantinya terjun langsung di sekolah lebih paham dan mengerti apa yang harus dikerjakannya.
Harapan kepada teman-teman, semoga kita dapat mengaplikasikan ilmu yang kita dapatkan di mata kuliah bimbingan dan konseling dan menjadikannya bekal di masa depan. Semangat……

Minggu, 06 November 2011

Resume materi kel 5 Part II


LAYANAN BIMBINGAN ‘PEMBERIAN INFORMASI’

A.    Tujuan Pemberian Informasi dan Tipe-Tipe Informasi
1.      Tujuan Informasi
Layanan pemberian informasi bertujuan untuk membekali para siswa dengan pengetahuan tentang data dan fakta di bidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang perkembangan pribadi-sosial, agar mereka belajar tentang lingkungan hidupnya serta lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri.
                   
2.      Tipe-Tipe Informasi
Ada tiga tipe dasar  tipe-tipe Informasi :
1)      Informasi tentang pendidikan sekolah yang mencakup semua data mengenai variasi program pendidikan sekolah dan pendidikan prajabatan dari berbagai jenis.
2)      Informasi tentang dunia pekerjaan yang mencakup semua data mengenai jenis-jenis pekerjaan yang ada di masyarakat (fields of occupation), mengenai gradasi posisi dalam lingkup suatu jabatan (level of occupation).
3)      Informasi tentang proses perkembangan manusia muda serta pemahaman terhadap sesama manusia.
B.      Pengumpulan Bahan Informasi
1.      Bentuk-Bentuk dan Sumber-Sumber Bahan Informasi
Bentuk konkret bahan informasi dapat berupa empat macam, yaitu lisan, tertulis, audiovisual, dan disket program komputer.

2.      Akumulasi dan Pengelolaan Bahan Informasi
Æ  Bahan informasi yang berbentuk terbitan/ cetakan dikumpulkan oleh seorang tenaga bimbingan yang bekerja sama dengan petugas perpustakaan mengenai cara memesannya.
Æ  Bahan informasi dalam bentuk audiovisual, sejauh tersedia dan terjangkau oleh daya beli sekolah, akan dipegang tenaga bimbingan sendiri utnuk dipergunakan pada waktu-waktu tertentu.
Æ  Bahan informasi dalam bentuk program komputer memerlukan penelitian yang seksama sebelum dipesan, sesuai dengan pedoman kriteria karena pembiayaannya mahal dan perawatan perangkat lunak serta perangkat keras membutuhkan perhatian khusus.

C.    Penggunaan Informasi untuk Keperluan Bimbingan
1.      Dalam Pelayanan Individual
Pelayanan bimbingan secara individual terutama terlaksana dalam wawancara konseling. Konselor tidak menjadi seorang penyebar informasi saja, melainkan seorang yang memasukkan informasi yang relevan ke dalam proses konseling sebagai unsur yang harus ikut dipertimbangkan, agar konseli dapat menyelesaikan masalahnya secara tuntas.
       
2.      Dalam Pelayanan Kelompok
Keuntungan  dari pelayanan Kelompok sbb :
Æ  Menghemat waktu dan tenaga.
Æ  Menciptakan kesempatan bagi semua siswa untuk berinteraksi dengan tenaga bimbingan.
Æ  Menyadarkan siswa bahwa kenyataan yang sama juga dihadapi oleh teman-temannya.
Kelemahannya sbb:
Æ  Kebutuhan individual masing-masing siswa akan informasi yang lebih spesifik tidak dapat sepenuhnya dilayani.
Æ  Tidak semua siswa akan tertarik dan melibatkan diri.

3.      Laboratorium Bimbingan Karier
  • Laboratorium Bimbingan Karier (Guidance Career Center, Guidance Resource Center, Career Information Center) merupakan sarana baru untuk memberikan pelayanan bimbingan karier yang dikembangkan di Amerika Serikat sejak 20 tahun yang lalu.
  • Laboratorium ini merupakan pusat kegiatan bimbingan karier yang melayani siswa-siswi yang membutuhkan bantuan dalam merencanakan masa depannya setelah tamat sekolah menengah, termasuk di dalamnya informasi karier.
  • Di pusat ini tersedia bahan informasi karier dalam bentuk terbitan/ cetakan, audiovisual, dan program komputer, serta alat-alat tes untuk mengukur minat dan bakat. Personil yang melayani para siswa adalah tenaga konselor karier profesional dan tenaga paraprofesional.

                                               
DAFTAR PUSTAKA
Winkel, W. S & Sri, Hastuti. (2010). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

Resume materi kel 5 Part I


LAYANAN BIMBINGAN "PENGUMPULAN DATA"
Pengumpulan Data (appraisal) merupakan salah satu komponen dalam program bimbingan yang sekaligus menjadi salah satu layanan bimbingan. Tujuan dari pengumpulan data ialah mendapatkan pengertian yang lebih luas, lebih lengkap dan lebih mendalam tentang masing-masing peserta didik, serta membantu siswa dan mahasiswa memperoleh pemahaman akan diri sendiri.
            Dalam rangka Pengumpulan Data di jenjang pendidikan menengah dibutuhkan data aspek-aspek berikut:
1.      Latar belakang keluarga
2.      Riwayat sekolah
3.      Taraf prestasi
4.      Taraf kemampuan intelektual
5.      Bakat khusus
6.      Minat terhadap bidang studi dan bidang pekerjaan tertentu
7.      Pengalaman di luar sekolah
8.      Ciri-ciri kepribadian
9.      Kesehatan jasmani.

A.    Alat-Alat Tes
1.      Aspek-Aspek Testing yang Relevan
Alat yang digunakan adalah tes yang distandarisasikan (standardized test), yang memuat koleksi persoalan, pertanyaan atau tugas, yang dianggap representatif bagi aspek yang bersangkutan (sample of items).
            Tujuan digunakannya alat-alat tes:
a.       Untuk prediksi
b.      Untuk seleksi
c.       Untuk klasifikasi
d.      Untuk evaluasi.


2.      Pembagian Alat-Alat Tes Menurut Isi
  •    Tes Hasil Belajar (Achievement Test): mengukur apa yang telah dipelajari di berbagai bidang studi.
  •      Tes Kemampuan Intelektual: mengukur taraf kemampuan berpikir.
  •  Tes Kemampuan Khusus atau Tes Bakat Khusus: mengukur taraf kemampuan seseorang untuk berhasil di bidang studi tertentu.
  •   Tes Kemampuan Khusus atau Tes Bakat Khusus: mengukur taraf kemampuan seseorang untuk berhasil di bidang studi tertentu.
  •   Tes Minat: mengukur kegiatan apa yang paling disukai seseorang.
  • Tes Perkembangan Vokasional: mengukur taraf perkembangan orang muda dalam hal kesadaran kelak akan memangku suatu pekerjaan atau jabatan (vocation).
  • Tes Kepribadian: mengukur ciri-ciri kepribadian yang bukan khas bersifat kognitif.

3.      Program Testing dan Penggunaan Hasil Testing
Data hasil program testing umum dapat sangat berguna bagi keperluan layanan bimbingan. Data hasil program testing khusus bermanfaat bagi siswa yang sedang menjalani proses konseling.
          
B.     Alat-Alat Non-Tes
1.      Angket Tertulis
2.      Wawancara Informasi
3.      Otobiografi
4.      Anekdota
5.      Skala Penilaian
6.      Sosiometri
7.      Kunjungan Rumah
8.      Kartu Pribadi

Kesan dan pesan dari Sesi Role Play kel 6


Sesi  role-play
Pertemuan ini diakhiri dengan role-play oleh setiap kelompok. Setiap kelompok diberikan tugas untuk memainkan peran sebagai konselor dan konselee dan kelompok juga bebas mengangkat kasus apa saja untuk diperankan di depan kelas. Sesi ini dilaksananakan dengan meminta para peserta menggunakan Teknik-Teknik Konseling yang dijelaskan kelompok sebelumnya meliputi teknik verbal dengan metode nondirektif (sedikit pengarahan) dijelaskan ada 9 poin, dan teknik verbal dengan metode direktif (banyak pengarahan) terdiri dari 12 poin..
Saya sebagai salah satu pemain role play merasakan manfaat dari kegiatan ini, karena sesi ini diakhiri dengan pemberian feedback oleh Dosen sehingga kita tahu kekurangan kita di bagian mana. Dan nantinya tahu apa yang perlu diperbaiki dari kekurangan tersebut. Kegiatan ini bisa jadi contoh yang bagi kelompok lain agar ke proses pembelajaran ke depan lebih menyenangkan dan lebih mudah dipahami peserta.